Thursday, November 24, 2011

Apa Lesson study

Apa Lesson study

Lesson Study yang dalam bahasa Jepang disebut Jugyokenkyu adalah bentuk kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru/ sekelompok guru yang bekerja sama dengan orang lain (dosen, guru mata pelajaran yang sama/ guru satu tingkat kelas yang sama, atau guru lainya), merancang kegiatan untuk meningkatkan mutu belajar siswa dari pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru dari perencanaan pembelajaran yang dirancang bersama/sendiri, kemudian di observasi oleh teman guru yang lain dan setelah itu mereka melakukan refleksi bersama atas hasil pengamatan yang baru saja dilakukan. Refleksi bersama merupakan diskusi oleh para pengamat dan guru pengajar untuk menyempurnakan proses pembelajaran dimana titik berat pembahasan pada bagaimana siswa belajar, kapan siswa belajar, kapan siswa mulai bosan mendapatkan pengetahuan dan kapan siswa mampu menjelaskan kepada temannya dan kapan siswa mampu mengajarkan kepada seluruh kelas. (Ridwan Johawarman, 2006).

Kapan ” Lesson Study” ada di Indonesia.

Kapan ” Lesson Study” ada di Indonesia.


Lesson Study diperkenalkan di Indonesia melalui kegiatan piloting yang dilaksanakan dalam proyek follow-up IMSTEP-JICA di tiga perguruan tinggi yaitu UPI, UNY, dan UM. Di UM sendiri lessson study diperkenalkan di Malang secara formal oleh JICA expert Eisoke Saito, Ph.D. pada bulan januari 2004, selanjutnya diikuti kegiatan pengimplementasian lesson study di SMA labotarium Universitas Negeri Malang (I Made Sulandra, 2006). Lesson Study merupakan hal yang baru bagi sebagian sebagian besar guru. Lesson Study diadopsi dari Jepang dan diuji cobakan di beberapa sekolah sebagai pilot project, diantaranya Bandung (dibawah UPI), di Yogyakarta (dibawah UNY), dan di Malang (dibawah UM).


Di Jepang para guru dapat meningkatkan ketrampilan/ kecakapan dalam mengajarnya melalui kegiatan Lesson Study, yakni belajar dari suatu pembelajaran. Lesson study merupakan salah satu bentuk pembinaan guru (in-service) yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru. Lesson study dilakukan diwilayah guru mengajar dengan menggunakan kelas dalam lingkungan nyata, sehingga akan membiasakan guru bekerja secara kolaboratif baik dengan guru bidang studi dan  dengan guru diluar bidang studi,  bahkan dengan masyarakat. Lesson Study merupakan kolaboratif antara guru dalam menyusun rencana pembelajaran beserta research lessonnya, pelaksanaan KBM dikelas yang disertai observasi dan refleksi. Dengan lesson study para guru dapat leluasa meningkatkan kinerja dan keprofesionalannya yang akhirnya dapat meningkatkan mutu pembelajaran.


Lesson Study mulai diterapkan pada tahun 2004 yang hasilnya menunjukkan terjadinya peningkatan profesionalisme guru dalam melakukan pembelajaran di sekolah, meningkatkan kolaborasi akademik dan dapat dilakukan secara berkelanjutan. Efektifitas dan efisiensi program Lesson Study yang ditunjang oleh kegiatan monitoring dan evaluasi (MONEV) dengan menggunakan rekaman audiovisual, sehingga para guru dapat mengkaji mutu pembelajaran berdasarkan data dan fakta yang sesungguhnya.

LESSON STUDY SUATU MODEL UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

A. Pembuka


Langkah awal yang perlu diperhatikan untuk dapat menghasilkan siswa yang berkualitas tinggi adalah bagaimana siswa dapat menyukai materi yang akan dibawakan oleh guru. Sebaik apapun pendekatan atau metode pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru dalam membawakan materi pembelajarannya akan kurang bermakna dan akan banyak menemui hambatan bila siswa tidak menyenangi materi yang disampaikan.


Kecakapan seorang guru dalam mengetengahkan materi yang dapat menggugah semangat/ motivasi siswa untuk mempelajarinya adalah suatu prestasi tersendiri yang menunjukkan tingkat keprofesionalan guru yang bersangkutan. Lesson study merupakan salah satu bentuk pembinaan guru (in-service) yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru. Lesson study dilakukan diwilayah guru mengajar dengan menggunakan kelas dalam lingkungan nyata, sehingga akan membiasakan guru bekerja secara kolaboratif baik dengan guru bidang studi dan  dengan guru diluar bidang studi,  bahkan dengan masyarakat. Lesson Study merupakan kolaboratif antara guru dalam menyusun rencana pembelajaran beserta research lessonnya, pelaksanaan KBM dikelas yang disertai observasi dan refleksi. Dengan lesson study para guru dapat leluasa meningkatkan kinerja dan keprofesionalannya yang akhirnya dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan meghasilkan siswa yang berkualitas tinggi.


Didalam peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,  Bab IV pasal 19 ayat 1 dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa  untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi siswa. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam pembelajaran seorang guru dituntut untuk dapat memiliki sebuah pendekatan, metode, dan teknik-teknik tertentu yang dapat menciptakan kondisi kelas pada pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Sehingga pada akhirnya akan diperoleh kondisi kelas yang termotivasi , aktivitas yang tinggi serta hasil belajar yang memuaskan. Lesson Study dapat dijadikan jembatan untuk meniti kearah cita-cita  proses pembelajaran yang ideal sebagaimana tercantum dalam Standar Nasional Pendidikan diatas.

KATA MUTIARA CINTA (LOVE YOU FULL)

ketika engkau tertawa oleh hal yg tidak lucu karenanya..

Ketika engkau sangat bahagia dengan hal kecil yg sangat sepele karenanya..

ketika ia dapat membuat air matamu jatuh dengan sendirinya..

Ketika engkau menerima dia seperti adanya dirinya..

Ketika kamu memaafkan sebelum dia memintanya..

Ketika kamu mencintai tanpa mengharapkan balasannya..

Ketika kamu menunggunya meski dia tidak tahu..

Ketika kamu mengharapkannya meski dia tidak menginginkanmu..

Ketika kamu memberi apa yg tidak kamu miliki..

Ketika kamu menerima apa yg tidak km sukai darinya..

Ketika tiap detik pikiranmu slalu kepadanya..

Ketika engkau hatimu tlah tertutup untuk orang lain..

Ketika hatimu berikrar untuk bersama dia selamanya..

Ketika engkau tetap mencintainya tak kenal waktu..

Ketika engkau menangis melebihi tangisannya..

Ketika engkau bahagia bila dia telah bahagia..

Ketika engkau mencintai hingga detik terakhir hidupmu..

Dengan atau tanpanya..
Sampai hari terakhirmu..

SEJARAH KEBUDAYAAN “SEKUJANG” (Desa Tapak Gedung Kec. Tebat Karai Kab. Kepahiang)

Cerita Rakyat
SEJARAH KEBUDAYAAN
“SEKUJANG”
(Desa Tapak Gedung Kec. Tebat Karai Kab. Kepahiang)

Pada zaman dahulu di daerah pedalaman kepahiang (sekarang bernama Desa Tapak Gedung Kecamatan Tebat Karai Kabupaten Kepahiang), hiduplah seorang laki-laki tua buta, tuli dan pincang. Bapak tua tersebut memiliki kelebihan yaitu bisa mengobati berbagai macam penyakit dengan cara tradisonal serta dapat meracik obat dengan bahan-bahan dari alam. Banyak masyarakat setempat datang ke tempat bapak tua buta tuli tersebut untuk berobat meskipun harus berjalan jauh ke hutan menuju talang bapak tua tesebut.
Pada suatu hari, datanglah seorang anak cucunya dengan membawa makanan dan kue ke tempat bapak tua buta tuli tersebut dengan maksud bersilaturahmi dan mengabarkan bahwa di kampungnya sudah lebaran. Terkejutlah bapak tua itu mendengar kabar tersebut. Dengan nada kaget dan tidak percaya bapak tua tesebut berkata “ngaponyo kamu la lebaran sedangkan itonganku belum lebaran sebab ku ngitung jugo bulan puaso ni (kenapa kamu sudah lebaran, sedangkan menurut hitungan saya belum lebaran, sebab saya juga menghitung bulan puasa ini)”.
Hari berikutnya pergilah bapak tua tersebut kedusun  untuk merayakan lebaran karena didalam pikirannya hari ini waktu yang tepat untuk merayakan lebaran. Sesampai didusun apa yang hendak dikata rupanya idul fitri sudah lima hari berlangsung, sehingga di dusun tersebut sudah tampak sepi. Setelah itu bertandanglah si bapak tua tersebut  kerumah kerabat, teman dan sanak saudaranya. Karena bapak tua bisa mengobati berbagai penyakit dan selalu membawa ramuan obat-obatan bagi yang membutuhkannya, sehingga setiap kali bertandang kerumah warga bapak tua ini selalu di beri kue oleh masyarakat setempat. Setiap deberi kue, kebiasaan bapak tua selalu mendoakan orang yang memberikan kue tersebut yang menurut warga setempat doa bapak tua tersebut selalu dikabulkan oleh Allah SWT.
Dengan bergantinya waktu dan perubahan zaman, lama-kelamaan kebudayaan sekujang ini banyak mengalami perubahan. Sampai sekarang kebudayaan sekujang ini masih menjadi tradisi masyarakat  Desa Tapak Gedung. Yang mana setiap malam kedua idul fitri, ada sekelompok pemuda yang berjumlah enam orang yang menyamarkan badan dengan memakai topeng serta berlagak buta, tuli dan pincang mendatangi rumah-rumah warga untuk memintai kue sambil takbiran, menari dan bernyanyi. Adapun nyanyian mereka yaitu: ”jang sekujang minta lemang sebatang ndak ngisi pengut panjang lalahu…….” Nyanyian tersebut diiringi oleh musik rabana yang dimainkan oleh enam orang pemuda tersebut. Setelah diberi kue/makanan, salah seorang dari  mereka berenam ada yang bertugas membaca doa (doa selamat, doa mudah rezki, sesuai yang diminta pemberi kue). Sebagai imbalan bagi warga yang memberi kue sekelompok pemuda tersebut tidak hanya mendoakan warga tapi juga memberikan obat-obatan tradisional bagi yang membutuhkan. Selanjutnya kue yang di kumpulkan oleh enam orang pemuda tersebut di bawa ke masjid untuk jamuan doa, yang kemudian kue-kue tersebut dimakan bersama.
Sampai sekarang tradisi sekujang ini masih tetap di lestarikan oleh masyarakat Tapak Gedung setiap setahun sekali yaitu setiap malam lebaran kedua idul fitri. Masyarakat percaya tradisi sekujang ini dapat membawa berkah dan keselamatan bagi warga masyarakat Tapak Gedung.

perkembangan perilaku kognitif kemukakan oleh Piaget


Secara kualitatif perkembangan perilaku kognitif kemukakan oleh Piaget, sebagai berikut:
1. Tahap Sensori-Motor (0-2)
Inteligensi sensori-motor dipandang sebagai inteligensi praktis (practical intelligence), yang berfaedah untuk belajar berbuat terhadap lingkungannya sebelum mampu berfikir mengenai apa yang sedang ia perbuat. Inteligensi individu pada tahap ini masih bersifat primitif, namun merupakan inteligensi dasar yang amat berarti untuk menjadi fundasi tipe-tipe inteligensi tertentu yang akan dimiliki anak kelak. Sebelum usia 18 bulan, anak belum mengenal object permanence. Artinya, benda apapun yang tidak ia lihat, tidak ia sentuh, atau tidak ia dengar dianggap tidak ada meskipun sesungguhnya benda itu ada. Dalam rentang 18 - 24 bulan barulah kemampuan object permanence anak tersebut muncul secara bertahap dan sistematis.
2. Tahap Pra Operasional (2–7)
Pada tahap ini anak sudah memiliki penguasaan sempurna tentang object permanence. Artinya, anak tersebut sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang harus ada atau biasa ada, walaupun benda tersebut sudah ia tinggalkan atau sudah tak dilihat, didengar atau disentuh lagi. Jadi, pandangan terhadap eksistensi benda tersebut berbeda dengan pandangan pada periode sensori motor, yakni tidak bergantung lagi pada pengamatannya belaka. Pada periode ditandai oleh adanya egosentris serta pada periode ini memungkinkan anak untuk mengembangkan diferred-imitation, insight learning dan kemampuan berbahasa, dengan menggunakan kata-kata yang benar serta mampu mengekspresikan kalimat-kalimat pendek tetapi efektif.
3. Tahap konkret-operasional (7-11)
Pada periode ditandai oleh adanya tambahan kemampuan yang disebut system of operation (satuan langkah berfikir) yang bermanfaat untuk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam pemikirannya sendiri. Pada dasarnya perkembangan kognitif anak ditinjau dari karakteristiknya sudah sama dengan kemampuan kognitif orang dewasa. Namun masih ada keterbatasan kapasitas dalam mengkoordinasikan pemikirannya. Pada periode ini anak baru mampu berfikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret.
4. Tahap formal-operasional (11-dewasa)
Pada periode ini seorang remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif yaitu :Kapasitas menggunakan hipotesis; kemampuan berfikir mengenai sesuatu khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang dia respons dan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak.
Kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak; kemampuan untuk mempelajari materi-materi pelajaran yang abstrak secara luas dan mendalam.
Dengan menggunakan hasil pengukuran tes inteligensi yang mencakup General Information and Verbal Analogies, Jones dan Conrad (Loree dalam Abin Syamsuddin M, 2001) menunjukkan bahwa laju perkembangan inteligensi berlangsung sangat pesat sampai masa remaja, setelah itu kepesatannya berangsur menurun.
Puncak perkembangan pada umumnya tercapai di penghujung masa remaja akhir. Perubahan-perubahan amat tipis sampai usia 50 tahun, dan setelah itu terjadi plateau (mapan) sampai dengan usia 60 tahun selanjutnya berangsur menurun.


Dengan berpatokan kepada hasil tes IQ, Bloom (1964) mengungkapkan prosentase taraf perkembangan sebagai berikut :
Usia
Perkembangan
1 tahun
Sekitar 20 %
4 tahun
Sekitar 50 %
8 tahun
Sekitar 80 %
13 tahun
Sekitar 92 %
Teori Belajar Kognitif menurut Piaget
Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (2005) menyebutkan bahwa asisimilasi adalah “the process by which a person takes material into their mind from the environment, which may mean changing the evidence of their senses to make it fit” dan akomodasi adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the process of assimilation”
Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :

  1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
  2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
  3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
  4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
  5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya. 

AdSense untuk Video

AdSense untuk Video. Jika Anda memilih untuk menggunakan AdSense untuk Video, partisipasi Anda harus selalu mematuhi kebijakan Program AdSense untuk Video yang terdapat di atau URL yang mungkin disediakan Google dari waktu ke waktu.  Semua Iklan (termasuk Iklan yang ditayangkan karena klik pengguna akhir dan pertanyaan yang dimasukkan ke Tautan, jika ada) akan (1) dikelompokkan oleh Google serta ditampilkan dengan Tautan (jika sesuai) kepada pengguna akhir Properti sebagai Unit Iklan atau (2) diputar pada bagian awal, akhir, dan interstisial terkait dengan konten video pihak ketiga, dan masing-masing menggunakan format standar yang biasanya disediakan oleh Google dari waktu ke waktu, seperti yang akan dijelaskan dalam kebijakan yang berlaku.  Anda memahami dan menyetujui bahwa Iklan akan ditampilkan di Properti dalam format video yang disetujui oleh Google, dan bahwa Iklan tersebut: (i) hanya akan ditampilkan terkait dengan Properti dan konten video selain iklan (secara keseluruhan disebut Media Video) yang masing-masing dan seluruhnya harus diperiksa dan disetujui oleh Google atas kebijaksanaannya setiap saat; dan (ii) hanya akan diminta terkait dengan Media Video yang dijalankan pengguna akhir.  Selain itu, Anda setuju bahwa Anda hanya dapat menampilkan 1 (satu) Unit Iklan di pemutar media setiap kali, kecuali jika disetujui secara tertulis oleh Google